Jumlah pari terus bertambah di ekosistem terumbu karang di seluruh dunia karena penangkapan ikan yang berlebihan memusnahkan populasi hiu.
Temuan ini berasal dari studi global yang menggunakan ribuan kamera bawah air untuk mensurvei prevalensi hiu dan pari di 391 terumbu karang di 67 negara.
Mereka menemukan jauh lebih sedikit hiu daripada yang diperkirakan, dengan populasi spesies termasuk hiu karang sirip hitam, hiu karang sirip putih, hiu perawat, dan hiu karang abu-abu yang benar-benar menghilang dari terumbu karang di beberapa tempat.
Populasi lima spesies hiu karang yang paling umum adalah 60 hingga 75 persen di bawah kelimpahan yang diharapkan, berdasarkan skenario yang dimodelkan tanpa tekanan dari manusia, demikian hasil studi tersebut.
Colin Simpfendorfer dari James Cook University di Townsville, Australia, yang memimpin penelitian ini, mengatakan bahwa penurunan jumlah hiu mungkin disebabkan oleh penangkapan ikan yang berlebihan. Di terumbu karang terpencil, atau di daerah di mana terumbu karang berada di dalam kawasan konservasi perairan yang efektif (KKP), jumlah hiu jauh lebih banyak, katanya – dan hal ini lebih sering terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi.
Di banyak terumbu karang di mana jumlah hiu anjlok, jumlah pari justru meningkat, demikian temuan studi tersebut. Jumlah ikan pari kuning dan pari selatan di Atlantik, serta pari topeng berbintik biru dan pari pita berbintik biru di Indo-Pasifik, lebih tinggi di tempat-tempat di mana satu atau beberapa spesies hiu karang habis. “Kita beralih dari komunitas yang sangat didominasi hiu ke komunitas yang didominasi pari,” kata Simpfendorfer.
Tren ini memiliki efek “berjenjang” di seluruh ekologi terumbu karang, katanya. Sebagai contoh, tanpa hiu yang memangsa mereka, jumlah ikan herbivora melonjak. “Mereka memakan ganggang, dan kami benar-benar melihat di terumbu karang yang kehilangan hiu karang, lebih sedikit karbon yang diserap dalam ganggang,” kata Simpfendorfer.
Sebagai hasil dari survei terumbu karang, setidaknya satu spesies – hiu karang abu-abu – telah diklasifikasikan ulang oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam sebagai spesies yang terancam punah.
Simpfendorfer mengatakan bahwa negara-negara yang memiliki terumbu karang harus diberi lebih banyak dukungan untuk menegakkan KKL. “Salah satu hal yang terlihat sangat jelas adalah bahwa KKP yang ditegakkan dengan baik mampu memulihkan populasi hiu karang dengan cukup cepat,” katanya.
Journal reference:
Science DOI: 10.1126/science.ade4884