KPK Tahan Dua Tersangka Korupsi Sistem Proteksi TKI di Kemnaker

Reyna Usman (RU) selaku mantan Dirjen P2TKI Kemnaker ditahan dalam kasus proyek sistem proteksi TKI di Kemnaker.

SANGIA Daily
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata (tengah) mengumumkan penetapan dan penahanan tersangka Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Reyna Usman (kiri) dan Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Sistem Proteksi TKI Kemnakertrans I Nyoman Darmanta (kanan) dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (25/1/2024). KPK menahan Reyna Usman dan I Nyoman Darmanta dalam kasus dugaan korupsi pengadaan sistem proteksi TKI di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi TA 2012 yang merugikan keuangan negara sekitar Rp17,6 miliar.
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nym.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan tiga orang sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan sistem proteksi tenaga kerja Indonesia tahun anggaran 2012 di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnaker), Kamis (25/1/2024).

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menjelaskan ketiga tersangka itu adalah Reyna Usman (RU) selaku Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kemnaker periode 2011-2015.

Lalu, I Nyoman Darmanta selaku pejabat pembuat komitmen (PPK) pengadaan sistem proteksi tenaga kerja Indonesia (TKI) atau kini disebut pekerja migran Indonesia (PMI) dan Karunia selaku Direktur PT Adi Inti Mandiri (AIM).

Alex menyatakan, penangkapan ketiga tersangka itu bermula saat Kemnaker melakukan pengadaan sistem proteksi PMI pada 2012.

“RU (Reyna Usman) selanjutnya mengajukan anggaran untuk 2012 sebesar Rp20 miliar ke Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja. Selanjutnya IND dipilih dan diangkat sebagai PPK dalam pengadaan tersebut,” katanya melalui siaran YouTube KPK, Kamis (25/1/2024).

“Atas dasar kebutuhan proses penyidikan, Tim Penyidik menahan tersangka RU dan IND untuk masing-masing selama 20 hari pertama, terhitung 25 Januari-13 Februari 2024 di Rutan KPK. Sedangkan KRN, kami ingatkan untuk kooperatif dan hadir pada penjadwalan pemanggilan selanjutnya,” lanjut Alex.

Konstruksi Kasus Korupsi Proteksi TKI

Kemnaker Pada Maret 2012, Reyna melakukan pertemuan dengan Nyoman dan Karunia terkait penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS) yang kemudian disepakati sepenuhnya menggunakan data tunggal dari PT AIM.

BACA JUGA  Dewas KPK gelar sidang etik pegawai terkait pungli di Rutan KPK

Alex menyatakan, proses lelang saat itu telah dikondisikan agar pemenangnya adalah PT AIM milik Karunia. Saat itu, Karunia telah menyiapkan dua perusahaan lain yang seolah-olah mengikuti lelang.

Namun, dua perusahaan itu tidak melengkapi syarat-syarat lelang agar PT AIM memenangkan proses lelang tersebut.

“Pengondisian pemenang lelang, diketahui sepenuhnya oleh IND dan RU,” tutur Alex.

Menurut Alex, kontrak pekerjaan kemudian dilakukan. Tim panitia penerima hasil pekerjaan kemudian memeriksa pekerjaan tersebut. Hasil pemeriksaan, ada item pekerjaan yang tak sesuai spesifikasi.

“Dilakukan pemeriksaan dari Tim Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, didapati adanya item-item pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang disebutkan dalam surat perintah mulai kerja, diantaranya komposisi hardware dan software,” urai Alex.

BACA JUGA  Cerita Anies Kenang Standar Tinggi Etika KPK: Tidak Mau Ikut Makan

Nyoman kemudian melakukan pembayaran penuh kepada Kurnia. Padahal, pekerjaan proyek itu belum rampung sepenuhnya.

Berdasarkan perhitungan, dugaan kerugian negara mencapai Rp17,6 miliar dalam kasus ini.

Ketiganya disangkakan Pasal 5 huruf e dan f Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Pasal 6 huruf c dan g Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, dan Pasal 11 ayat (1) huruf e Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Advertisements
Penulis: Muhammad NaufalEditor: Maya SaputriSumber Berita
Advertisements
Advertisements

Tinggalkan Balasan

Advertisements

Eksplorasi konten lain dari SANGIA Daily

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca